Tim Matching Fund Sastra Inggris Mengikuti Klinik Penyusunan Proposal Matching Fund 2022

Senin,28 Maret 2022 - 21:19:18 WIB
Dibaca: 475 kali

Sabtu, (19/3) digelar secara luring terbatas di Ruang Ing. Sukonjono Gedung Graha Wiyata lt.1 Untag Surabaya oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Untag Surabaya melalui ‘Klinik Penyusunan Proposal Matching Fund 2022’ pada para dosen dan tim pengusul proposal. Wakil Rektor 1 Untag Surabaya - Harjo Seputro, ST., MT. mengapresiasi pendampingan yang dilakukan. “Kompetisi semakin meningkat, maka pendampingan proposal harus ditingkatkan. Apalagi Matching Fund ini untuk mencapai salah satu target Indikator Kinerja Utama (IKU). Tahun sebelumnya LPPM berhasil meloloskan dua proposal (Matching Fund),” katanya. Harjo menyatakan bahwa melalui Matching Fund, Untag Surabaya dapat memperluas manfaat kepada masyarakat. “Kita bisa mengintegrasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi sehingga bisa meningkatkan manfaat bagi masyarakat, sehingga komitmen universitas adalah setiap program studi harus mengajukan proposal dan mendapat subsidi,” ujarnya.

Reviewer Nasional Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat - Dr. Suminah, M.Si. yang hadir sebagai narasumber menyebutkan bahwa substansi proposal Matching Fund harus berupaya mengatasi masalah nasional. “Kita harus pandai mengemas proposal kita dan harus berkaitan dengan salah satu masalah nasional yang ada karena inti dari Matching Fund adalah memperluas manfaat perguruan tinggi untuk masyarakat,” tutur Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta ini.

Suminah menegaskan pelaksanaan Matching Fund tidak boleh terlepas dari capaian IKU. “Sekarang ada kebijakan MBKM, sehingga Matching Fund ini erat kaitannya dengan delapan IKU yang ditargetkan Kemendikbudristek RI, sehingga diperlukan kolaborasi dengan banyak pihak dan tidak bisa bekerja sendiri,” terangnya. Suminah memaparkan bahwa pelaksanaan Matching Fund harus melibatkan banyak pihak. “Dalam menjalankan program Matching Fund, perguruan tinggi harus ada link and match dan melibatkan DU/DI (dunia usaha dan dunia industri), pemerintah daerah dan masyarakat,” sebutnya.

Selain itu, Suminah juga menyampaikan bahwa dosen pengusul Matching Fund juga perlu melibatkan para mahasiswa. “Tujuannya adalah agar mahasiswa bisa memperoleh pengalaman di luar kampus. Semakin banyak mahasiswa terlibat di luar kampus maka semakin bagus agar banyak belajar di luar kampus,” ungkapnya. Menurut Suminah, kolaborasi dengan mahasiswa tentu akan berdampak baik bagi perguruan tinggi. “Kolaborasi dengan banyak pihak termasuk mahasiswa, tentu akan memudahkan implementasi program. Dengan pengalaman luar kampus diharapkan mereka (mahasiswa) setelah akan bisa memperoleh pekerjaan yang layak dengan gaji di atas UMR. Artinya perguruan tinggi mencapai salah satu IKU,” tutupnya. 

Ketua tim pengusul Matching Fund 2022, sekaligus ketua tim Matching Fund Prodi Sastra Inggris, Drs. YB Agung Prasaja, M.Hum.  mengungkapkan bahwa " Kegiatan Matching Fund juga membantu menjadi wadah hilirisasi penelitian dan pengabdian dosen ke masyarakat". Sastra Inggris sendiri tahun lalu telah mendapatkan dana hibah MF 2021 yang ditujukan pada pembangunan desa wisata budaya, tepatnya di Desa Plunturan, Kabupaten Ponorogo. Sebelumnya, tim Matching Fund Sastra Inggris mengadakan 19 kegiatan yang difokuskan dalam peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang wisata budaya. Harapan kembalinya mendapatkan dana hibah Matching Fund pada tahun 2022 ini akan difokuskan kepada pembenahan dan persiapan desa Plunturan menjadi desa wisata budaya. Senada dengan harapan ketua program studi Sastra Inggris, Dr. Pariyanto, M.Ed, "Dapatnya hibah di tahun ke dua ini diharapkan dapat meningkatkan kerjasama lembaga dengan DUDI sehingga UNTAG Surabaya lebih dipercaya oleh para mitra dan mendapatkan lebih banyak mitra." (mui/sasing)

 


Untag Surabaya || SIM Akademik Untag Surabaya || Elearning Untag Surabaya