Mahasiswa Sastra Inggris Meriahkan Festival Remo Yosakoi Surabaya

Senin,24 Juli 2023 - 08:52:51 WIB
Dibaca: 276 kali

Tim Aozora mewakili Program Studi (Prodi) Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya sebagai peserta Festival Remo Yosakoi Surabaya dalam rangkaian kegiatan ‘Surabaya Cross Culture International Folk Art Festival 2023’ di Taman Surya Balai Kota Surabaya, (16/7). Festival ini pertama kali digelar pada tahun 2003 yang merupakan bentuk kerja sama dari program Sister City Pemerintah Kota Kochi dan Pemerintah Kota Surabaya.  

Ketua Program Studi (Kaprodi) Sastra Jepang - Endang Poerbowati, S.S., M.Pd. menyampaikan bahwa Untag Surabaya selalu berpartisipasi dan mendukung Festival Remo Yosakoi di Surabaya. “Sejak awal diadakannya kegiatan serupa oleh pemkot Surabaya, Prodi Sastra Jepang selalu berpartisipasi memeriahkan Festival Yosakoi,” ungkap Endang.

Endang menambahkan, Festival Remo Yosakoi memiliki semangat visi yang sejalan dengan Prodi Sastra Jepang Untag Surabaya yakni di bidang pertukaran budaya dan pelajar. “Prodi Sastra Jepang berupaya mempersiapkan lulusannya untuk siap bekerja di Jepang. Saya percaya bahwa semangat Festival ini sejalan dengan tujuan Prodi Sastra Jepang yakni pertukaran pelajar, akulturasi, hingga kerja sama bidang ekonomi bisnis,” ujarnya.

Setiap semester, lanjut Endang, mahasiswa dari Prodi Sastra Jepang Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (Untag) dipersiapkan untuk studi atau magang di Jepang. "Hampir setiap semester, ada mahasiswa kami yang pergi ke Jepang untuk magang. Bahkan, beberapa alumni kami telah bekerja dan menetap di sana," ungkap Endang.

Selain itu, Endang berharap semoga dengan Festival ini dapat mempererat hubungan Untag Surabaya dengan Konsulat Jenderal (Konjen) Jepang dibidang pertukaran budaya. “Kekuatan budaya bisa mempersatukan kita. Semoga terjalin kerja sama dibidang pertukaran baik budaya maupun pelajar atau bisnis antara Konjen Jepang dengan Untag Surabaya,” tegasnya.

Yosakoi sendiri merupakan tarian khas Kota Kochi Jepang yang mempunyai ciri khas gerakan tangan dan kaki yang dinamis. Sambil menari, kedua tangan para penari membunyikan perkusi dari kayu yang disebut naruko. Tarian ini kemudian berkembang sebagai bentuk modern tari musim panas Awa Odori.

Sementara itu, Danang Adi  Wicaksono salah satu tim Aozora mengaku senang dapat berpartisipasi dalam Festival ini. “Tentunya senang sekali, kami berlatih kurang lebih dua bulan untuk mempersiapkan festival yang besar dan luar biasa kolaborasi antara Pemkot Surabaya dengan Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya dan Pemerintah Kota Kochi,” ungkap mahasiswa Sastra Jepang semester lima tersebut.


Untag Surabaya || SIM Akademik Untag Surabaya || Elearning Untag Surabaya